Personil Koramil 0204-10/Sei Rampah terus disiagakan pada dua wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai, yakni Kecamatan Sei Rampah dan Kecamatan Sei Bamban yang terdampak banjir.
Hal ini disampaikan Danramil 0204-10/SR, Kapten Inf Sucipto di sela peninjauan ke lokasi banjir bersama anggota Polsek Sei Rampah, perangkat desa dan tokoh masyarakat,
"Saat ini masih ada rumah yang dihuni 801 kepala keluarga di wilayah Kecamatan Sei Rampah yang masih terendam air banjir, sehingga Babinsa terus kita siagakan untuk langkah antisipasi serta monitoring perkembangan dan situasi," ucap Kapten Inf Sucipto.
Dari 801 KK yang rumahnya terendam banjir di Kecamatan Sei Rampah yang tersebar di enam desa itu, lanjut Kapten Inf Sucipto, terdapat 80 jiwa dari 300 KK di Desa Cempedak Lobang yang rumah terendam banjir yang harus mengungsi ke tempat lebih aman.
Sedangkan penduduk dari lima desa lainnya masih bertahan di rumah masing-masing. Yakni 340 KK di Desa Sei Rampah (Masjid Jami') yang berada di Dusun III, VII, dan VIII.
Kemudian 50 KK di Desa Pematang Ganjang yang berada di Dusun V, VI dan VII. Lalu, 46 KK di Desa Sei Rejo yang berada di Dusun I, II, IV dan V. Berikutnya, 15 KK di Desa Silau Rakyat yang berada di Dusun I, serta 30 KK di Desa Firdaus yang berada di Dusun IX dan XII.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sei Bamban, khususnya di Dusun XVI, Desa Suka Damai, Kapten Inf Sucipto menjelaskan sudah tidak ada rumah penduduk yang terendam banjir, karena air terpantau sudah surut. "Namun demikian, Babinsa tetap kita turunkan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan banjir susulan," jelasnya.
Diutarakan Kapten Sucipto, banjir di Kecamatan Sei Rampah akibat curah hujan yang tinggi serta kondisi air laut di Pantai Bedagai dalam keadaan pasang, sehingga kiriman air dari hulu sungai Sei Rampah tertahan dan tidak dapat mengalir ke laut.
"Kondisi ini menyebabkan air menggenangi rumah warga yang berada di daerah dataran rendah dan berdekatan dengan sungai Sei Rampah," urai Kapten Sucipto.
Begitu juga di Kecamatan Sei Bamban. Banjir yang disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga kondisi air Sungai Martebing naik dan menyebabkan tanggul sungai jebol selebar 5m sehingga air sungai masuk kepemukiman warga dan mengakibatkan banjir dan menggenangi rumah warga yang berada di dataran rendah dan berdekatan dengan aliran Sungai Martebing.
"Dari laporan dan perkembangan di lapangan yang terus kita input setiap hari, tidak ada dilaporkan jatuhnya korban jiwa akibat bencana banjir ini, dan kita berharap hal ini bisa terus bertahan sampai ketinggian air benar-benar surut," pungkas Kapten Sucipto.