|
Kodim 0204 DS Hadiri Peringatan Hari Santri Nasional di Alun Alun Pemkab Deliserdang di Lubukpakam |
Ratusan pelajar, guru dan tokoh masyarakat Kabupaten Deliserdang serta Kodim 0204 DS bersama Muspida Kabupaten Deliserdang merayakan peringatan hari Santri Nasional di Lapangan Alun alun Pemkab Deliserdang, Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang. Selasa 22/10/2024.
Adapun tema yang diusung pada peringatan hari Santri nasional tahun 2024 adalah menyambung juang, merengkuh masa depan. Kegiatan dihadiri sekitar 700 Orang peserta apel antara lain
Siswa/i Pondok Pesantren Se-Deli Serdang, Siswa/i Madrasah Tsanawiyah/Aliyah Se-Deliserdang.
Hadir dalam kegiatan Pj. Bupati Deliserdang Ir Wiriya Alrahman MM, mewakili Dandim 0204/DS Pabung Tebing Tinggi Mayor Arh Liston B Situmeang, Mewakili Kapolresta Deliserdang, Waka Polres Deliserdang AKBP Juliani Prihartini SIK, Mewakili Danbrigif 7/RR, Danton Hub Letda CKE Marusin Sinaga, Mewakili Danyon 121, Kakan Kemenag Deliserdang H. Saripuddin Daulay Sag MPd, Ketua Pengadilan Agama Lubuk Pakam Hj. Dian Ingrasanti Lubis, S.Ag.,SH.,MH, Anggota DPRD Deliserdang Rachmadsyah dari Partai PKB, H. Purwa Ningrum Partai PKB, MHD Hasan Elkholqiah Partai PKB, Para Staf Ahli Setdakab Deliserdang, Para Asisten Setdakab Deliserdang, Para Pimpinan/Perwakilan OPD Pemkab Deliserdang, Para Kabag Setdakab Deli Serdang, Para Camat Se-Deli Serdang, Ketua MUI Deliserdang K. H. Amir Panatagama, S.Pdi, Ketua FKUB H. Waluyo, Para Pimpinan Pondok Pesantren dan Pimpinan/Perwakilan Ormas Islam
Pembina Upacara Ir Wiriya Alrahman MM membacakan sambutan dari menteri Agama RI yang intinya, Hari Santri yang kita peringati setiap tanggal 22 Oktober adalah momentum untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah telah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah.
Salah satu bukti perlawanan santri terhadap para penjajah adalah peristiwa “Resolusi Jihad” pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari.
Dalam fatwa “Resolusi Jihad” itu Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari menyatakan bahwa “...berperang menolak dan melawan penjajah itu fardlu ‘ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh.”
Sejak Resolusi Jihad dimaklumatkan, para santri dan masyarakat umum terbakar semangatnya untuk terus berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka terus melakukan perlawanan kepada penjajah tanpa rasa takut. Hingga akhirnya, pecah puncak perlawanan masyarakat Indonesia pada tanggal 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
Peristiwa Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1945 tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa 10 November 1945. Tanpa adanya peristiwa Resolusi Jihad, belum tentu terjadi peristiwa 10 November.
Pada peringatan Hari Santri Tahun 2024 ini Kementerian Agama mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”.
Tema ini mengingatkan kita pada salah satu bait dalam kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Bait itu menjelaskan bahwa “Seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan kiai, ketika sang kiai wafat.”. Seperti bait dari kitab Alfiyah tadi, tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” adalah sebuah penegasan bahwa santri masa kini memiliki tugas untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang tanpa kenal lelah demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa.
Menyambung juang bukan hanya berarti mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman modern. Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena.
Jika para pendahulu telah mewariskan nilai-nilai luhur untuk bangsa, maka santri masa kini bertanggung jawab untuk tidak sekadar menjaganya, melainkan juga berkontribusi dalam membangun masa depan masyarakat yang lebih baik.
Masa depan Indonesia ada di pundak kalian. Maka saya berharap Hari Santri tahun 2024 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita semua, khususnya para santri dalam merengkuh masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Santri harus percaya diri karena santri bisa menjadi apa saja. Santri bisa menjadi presiden, dan kita punya presiden yang berlatar belakang santri, yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Santri juga bisa menjadi wakil presiden, dan kita punya wakil presiden berlatar belakang santri, yaitu KH. Ma’ruf Amin.
Banyak menteri yang berlatar belakang santri. Banyak pengusaha berlatar belakang santri. Banyak birokrat berlatar belakang santri. Sekali lagi santri bisa menjadi apa saja. Asalkan terus berjuang, terus berusaha, dan tidak menyerah.
Semua pasti bisa diraih. Seperti pepatah yang diajarkan di pesantren, “man jadda wajada”, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Maka kepada para santri saya berpesan, “Rengkuhlah masa depan dengan semangat dan ketekunan. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Teruslah berinovasi dan berkontribusi untuk meraih kegemilangan masa depan Indonesia.”
" Hari Santri bukan hanya milik santri dan pesantren. Hari Santri adalah milik semua golongan. Hari Santri adalah milik seluruh elemen bangsa yang mencintai negaranya. Oleh karena itu kepada seluruh komponen bangsa, apa pun latar belakangnya, untuk turut serta merayakan Hari Santri," pungkas PJ Bupati mengakhiri amanat menteri Agama RI.